Para Pemuda, Dimanakah Mereka?


Sumber: dispora.banyuwangikab.go.id

Sumber: dispora.banyuwangikab.go.id

Pemuda, aku tak tahu sejak kapan istilah ini menjadi begitu terdengar keren di telinga. Bila menyebut kata pemuda, mungkin yang ada di benakmu juga sama, bahwa para pemuda adalah mereka yang hidupnya penuh derap perjuangan, pemberani, kritis dan bersemangat tinggi. Begitu heroik bukan? Sesekali bayanganmu mungkin juga terbawa pada sosok Soekarno muda, Habibie muda, Soeharto muda, dan banyak tokoh keren lainnya di usia muda mereka.

Lalu dimanakah para pemuda pilar kebangkitan umat?

Itukah mereka? Yang sedang gonjreng gitar menyanyikan lagu cinta. Di tongkrongan cafe favorit, tertawa renyah sembari menghisap rokok. Itukah mereka? Yang membolos di jam sekolah lalu cuci mata di Mall sambil menggandeng mesra sang pacar. Menikmati makanan siap saji di KFC dan Mc. Donald, sesekali buka facebook upload foto narsis aneka gaya. Atau, itukah mereka? Yang gemar ikut berbagai kontes kecantikan, keluar masuk salon dan bergaya ala aktris idola. Kadang “menggalau” di twitter, resah merutuki permasalahan hidup.

Dan aku pun bertanya, inikah potret para pemuda pilar kebangkitan? Aku, kamu, dan kita semua, pantaskah disebut pemuda? Dalam hati aku berucap, “I’m 21 years old!” Ya, aku pemuda! Aku masih muda, aku bersemangat, dan aku energik. Bukankah alasan-alasan ini sudah cukup membuatku pantas disebut pemuda?

Tapi, bukan! Bukan itu sejatinya seorang pemuda. Para pemuda, adalah sosok yang menjadi aset bangsa dengan idealismenya. Yang cerita perjuangannya sarat inspirasi. Yang hidupnya penuh prestasi. Para pemuda, adalah sosok pemimpin masa depan, yang punggungnya disiapkan untuk memikul amanah rakyat. Yang masa mudanya dihabiskan dalam perjuangan dan kebermanfaatan.

Dan sungguh, di lembar catatan emas sejarah kegemilangan para pemuda, telah tercatat nama Muhammad Al-Fatih. Usianya 23 tahun saat itu, tapi si gagah Al-Fatih sudah mampu memindahkan 70-72 kapal perang melewati bukit dalam penaklukkan Kota Konstantinopel.

Tapi sungguh, kau pun tak akan lupa, Muhammad Rasul kita yang mulia telah menjadi PEMUDA di zamannya. Ia hanyalah pemuda berusia 20 tahun saat sukses melakukan perjalanan dagang ke beberapa wilayah di luar negeri. Adalah pemuda pemberani bernama Zaid bin Haritsah, di usia semuda itu pula, ia terpilih menjadi panglima perang. Tersebut pula dalam sejarah, si jenius Imam Syafi’i, penghafal Al-Qur’an di usia 10 tahun dan di usia 15 tahun telah menjadi Hakim Agung di zamannya. Atau cerita tentang betapa cerdasnya ‘Aisyah. Dalam belia usianya, telah meriwayatkan 2000-an hadits.

Lantas aku pun tertunduk malu. Sudah bukan saatnya lagi untuk berkata “I’m just 21 years old.” Tak cukup layak disebut pemuda hanya karena berusia muda. Apalah artinya usia muda kita, bila tak mampu memberi kontribusi apa-apa untuk negeri tercinta.

Oleh:
Septiana Widi Saputri
(Co. Komisi C Puskomda Nusra 2013)

One thought on “Para Pemuda, Dimanakah Mereka?

Leave a comment